Ku simpan dalam Diam, Ku lisankan dalam Doa


"Aku punya cara sendiri untuk mencintainya. Mencintai dalam diam dan menjaganya dalam doa. Walau ku tau, resiko terbesarnya adalah kehilangan"
8 Agustus 2019
Bermula dari pengumuman hasil seleksi penerimaan profesi di kampusku, aku mengamati satu-satu nama mahasiswa yang terdapat di list tersebut dengan tujuan untuk mengetahui dengan siapa saja nantinya aku akan berjuang bersama mencapai gelar Apt. Setelah aku telaah, terdapat 1 nama yang menurutku sedikit asing, yang belum pernah aku tau sebelumnya. Karena rasa ingin tau yang tinggi, aku mencoba untuk mencari akun instagramnya. Niatnya hanya 1, aku ingin tau siapa orangnya mungkin saja aku mengetahui orangnya namun tidak mengetahui namanya. Hanya itu, tidak ada niatan lain. Setelah aku cek akunnya, Masya Allah tidak ku temukan 1 pun foto di akunnya dan sontak saat itu aku tergerak untuk langsung mem-follow akun instagramnya karena menurutku banyak ilmu Islam yang bisa aku dapat dari akunnya kala itu sebagai reminder (sempat gelisah, aku takut dia tersinggung atau merasa aneh kalau ada orang asing langsung mem-follow akunnya).
9 Agustus 2019
Hari pertama pengenalan mahasiswa di kampusku. Tibalah seorang lelaki berjaket dengan jam tangan di tangan kirinya yang akan memperkenalkan diri. Berdasarkan info dari dosen, lelaki ini adalah lulusan dari kampus lain. Awalnya aku tidak melihat wajahnya, aku hanya mendengar suaranya saat memperkenalkan diri yang dimulai dengan "Bismillah, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh". Dan tak lama kemudian aku pun kaget. Ia memperkenalkan diri dengan nama yang semalam aku "kepoin" sekilas yaitu sebut saja dia Mas X. Dalam hati aku hanya bekata "oh ini yang namanya Mas X". Tapi aku sedikit heran, mukanya sangat familiar di ingatan. Padahal aku belum pernah mengenal dia sebelumnya. Aku mencoba untuk mengingat semua nama nama partner kelompok ilmiah ISPO dan LPIR yang berasal dari Kalimantan, namun tak ada satu pun bernama mas X ataupun yang wajahnya mirip (maklum, satu-satunya partner yang memungkinkan aku memiliki teman hingga ke luar kota hanyalah ISPO dan LPIR hehe). Tapi entah mengapa, aku merasakan perasaan yang mulai aneh pada diriku. Awalnya aku berpikir, apakah aku tertarik padanya? Hm sepertinya tidak mungkin (oiya guys, kalian percaya love at the first sight gak? hihi share pengalaman kalian di DM aku yaa)
21 Agustus 2019 pukul 10.11
Aku belum pernah bertegur sapa, apalagi sekedar mengirimkan chat terkait kuliah kepadanya. Namun pada tanggal ini, aku menerima chat di wa. Aku tipe orang yang mudah gak mood untuk pegang hp apalagi melihat banyak pesan dan notif di hp yang numpuk. Tapi aku tertarik untuk membuka salah satu chat dari no yang tidak dikenal. Saat aku membuka chat tersebut, aku tidak menyangka chat itu berasal dari mas X tersebut yang menanyakan terkait materi perkuliahan. Bagi orang lain mungkin itu hal yang sangat biasa. Tapi tidak dengan ini, entah mengapa aku merasa sedikit senang saat itu yang aku sendiri tidak tau alasannya kenapa.
22 Agustus 2019
Aku sempat memposting status ucapan selamat untuk teman-temanku yang Yudisium pada hari tersebut. Aku juga bukan tipe orang yang suka melihat viewer status whatsapp ataupun story instagram. Tapi entah mengapa aku ingin melihatnya kala itu, dan aku pun sempat kaget karena mengetahui mas X melihat statusku. Ya, saat itu aku berfikir "apakah benar ia menyimpan no hpku? ah sudahlah cit. Toh dia pasti menyimpan semua no teman-teman kelas karena ia anak baru. biasa aja kalau ia menyimpan no hpmu" haha.
24 Agustus 2019
Ini sedikit awkward sih. Aku sedang memperbaiki jilbab di kaca kamar mandi kampus. Tidak sengaja, dia juga ke toilet cowok dan awkward pun terjadi hahaha. Aku tersenyum saja karena tidak tau harus melakukan apa dan sedikit malu lebih tepatnya, namun ia menundukkan pandangannya dan menorehkan sedikit senyuman kala itu.
29 Agustus 2019
Hari dimana kelompokku presentasi. Aku memang sekelompok dengannya. Karena menurutku dia handal dalam industri, aku sempat memberanikan diri untuk berdiskusi dengannya sebelum presentasi. Itupun aku harus berpikir ratusan kali untuk memulai menyapanya duluan. Ternyata banyak hal yang mematahkan pikiranku tentangnya. Dia sangat baik, dia tidak cuek, dia berbaur, dia ramah, dia lucu juga dan mudah tertawa menurutku. Oiya, Insya Allah dia juga menjaga iman dan taqwa, dia berusaha untuk selalu sholat tepat waktu, Alhamdulillah.
3 September 2019
Kala itu ada ujian salah satu mata kuliah. Seperti biasa, dia suka datang mepet waktu hihi. Kalau belajar, aku senang duduk sendirian di luar sambil bersandar di tembok luar kelas. Waktu ia datang, aku sempat menegur "hayoo terlambat, sudah jam berapa ini". Dia cuma tertawa. Aku sempat kepikiran, kok bisanya aku menyapa dia. Mungkin karena refleks akunya ingin menyapa semua orang tidak terkecuali dia. Tapi ketawanya itu loh yang sangat menenangkan bahwa ia benar-benar ramah dan tidak semenakutkan seperti yang aku kira.
16 September 2019
Saat itu mata kuliah berakhir, seperti biasa aku pulang melewati salah satu lab di kampus. Dan ternyata berbarengan dengan dia. Kami berbincang tipis sambil tertawa tentunya hehe
18 September 2019
Saat itu ada kuliah malam. Setelah usai, aku berdiri dekat tangga luar. Saat itu mood ku sedang berantakan. Tak lama, dia keluar kelas dan akan melewati jalan biasa ia lalui untuk pulang. Ia menyapa aku untuk pulang duluan. Namun saat itu aku menjawab "iya" dengan datar atau sedikit ketus. Sebenarnya hal ini biasa aja, namun aku merasa tidak enak terhadapnya. Bahkan sampai saat ini aku masih memikirkannya dan berniat untuk meminta maaf, karena takut menyinggung hatinya karena sikapku.
19 September 2019
Saat itu aku akan ke salah satu swalayan di dekat kampusku, aku memesan ojek online dan menunggunya di depan gerbang kampus usai sholat maghrib. Tak menyangka, saat aku menoleh ke kanan, ada dia yang akan pulang. Dia menyapaku untuk pulang duluan.
Suatu Tanggal di Bulan September 2019
Aku menuliskan kata indah di statusku pada pagi hari. Itu adalah hari ulang tahunnya. Mungkin ia tidak memaknai apa-apa, namun saat itu aku ingin menuliskan kata indah. Namun aku rangkai hanya seperti doa untuk siapapun yang membacanya. Aku benar-benar ingin mendoakannya secara tulus seperti apa yang telah terangkai dalam tulisan tersebut. Aku ingin ia tetap menjaga iman, taqwa dan agama serta dilimpahkan keberkahan disisa umur yang diberikan Allah (Aamiin ya Allah). Tidak ada maksud lebih, aku benar-benar tulus hanya ingin mendoakan kebahagiaan untuknya. Barakallah fii umrik 😊
Suatu Tanggal 20-an di Bulan September 2019
Saat itu kegiatan materi di RS sedang kosong pada jam 9.30-12.00, sehingga kami bisa istirahat terlebih dahulu. Aku bersama kedua temanku duduk-duduk di sekitar masjid RS. Berhubung kedua temanku sedang berhalangan untuk sholat, maka mereka balik ke ruangan duluan. Sehingga hanya aku yang sholat kala itu. Sambil menunggu waktu sholat Dzuhur tiba, aku isi waktu tersebut dengan membaca Al-Qur'an dan tibalah waktu adzan Dzuhur yang dimana kala itu Mas X inilah yang mengumandangkan adzan. Masya Allah. Saat usai sholat dzuhur berjamaah, aku melewati jalan pintas untuk kembali ke ruang kegiatan. Saat itu tak sengaja aku berpapasan dengan Mas X ini, kami akhirnya jalan bersama untuk kembali ke ruangan dan sepanjang jalan kami berbincang-bincang. Itu adalah momen yang membahagiakan menurutku dan saat itu aku merasa semakin mengaguminya.
1 Oktober 2019
Salah satu kegiatan kami sebagai mahasiswa profesi yaitu matrikulasi di salah satu RS di Surabaya selama beberapa hari. Otomatis semua mahasiswa kos di daerah sekitar RS. Sebelumnya, aku tidak tau menau soal kontrakan mahasiswa cowok. Namun karena beberapa hari lalu, tidak sengaja saat kami akan membeli makan malam di salah satu tempat makan favorit aku dan kedua temanku, kami melihat teman-teman cowok kami sedang membeli lalapan (mas X duduk di paling pojok) dan saat itu kami baru mengetahui kalau kontrakan mereka dekat dengan kos kami. Kemudian beberapa hari kemudian, aku memiliki urusan penting dengan salah satu teman cowok yang mengharuskan aku untuk mengantarkan flashdisk ke kontrakan mereka. Saat aku mengantarkannya, aku sangat terkejut karena yang sedang berada di teras adalah mas X tersebut. Aku meminta tolong kepadanya untuk memberikannya pada temanku. Tapi entah mengapa aku sangat bahagia malam itu.
20 Desember 2020
Sebelum melakukan praktek kerja profesi di luar, kami harus melaluinya terlebih dahulu di tempat internal kampus (tidak jauh dari kampus). Hari itu, terdapat 4 orang (2 shift pagi dan 2 shift sore). Aku kedapatan shift pagi dan dia shift sore. Saat itu banyak sekali cerita yang kami ber4 lontarkan, bahkan masalah aku yang sulit tidur dan belum makan pun diungkap haha. Tak lama kemudian ada informasi yang mengharuskan anak bimbing salah satu dosen di kampusku untuk menemui beliau untuk dilakukan pembekalan. Aku bersamanya keluar tempat praktek dan berjalan menuju kampus. Tapi aku melanjutkan ke kos karena harus mengambil kartu di kos. Saat pembimbingan usai, aku berjalan dengannya menuju tempat praktek tadi. Karena aku berniat untuk ke tempat percetakan yang sejalur dengan tempat praktek, maka aku meminta tolong padanya untuk ikut menyeberang dikarenakan aku sedikit kabur bila melihat jarak jauh (ini kalau aku lepas kacamata, hmm padahal cuma minus sedikit). Ada kalimat yang membuatku sangat senang saat itu "Hati-hati ya. Istirahat, tidur. Makan". Simple sih dan teramat sangat biasa bagi orang lain, tapi itu berhasil membuat aku tersenyum sepanjang jalan menuju tempat percetakan tersebut.

Sebenarnya aku mengingat setiap detail tentang dia. Oiya aku sangat salut sama sikapnya yang selalu menghargai sekecil apapun usaha yang aku perbuat. Kalimat penyemangat darinya yang aku ingat sampai sekarang juga, yang benar-benar membuat aku "stand on" ketika merasa kebaikanku hanya dimanfaatkan oleh orang lain adalah "Jangan bosan berbuat baik ya hehehe". Simple tapi sangat tertanam di hati. Dan masih banyak lagi cerita tentangnya, namun sepertinya sulit untuk menceritakan disini mengingat kesibukan yang teramat sangat sebagai seorang mahasiswi profesi. Biarkan semuanya tertanam di ingatan saja hehe. Doaku tetap tulus untuknya. Semoga segala kebahagiaan bisa selalu tercurahkan di kehidupannya 😊

Jatuh cinta adalah hal yang tidak bisa aku rencanakan. Bila aku jatuh cinta padanya, maka aku tidak peduli apakah dia juga mencintaiku atau tidak. Bila dia menolak cintaku, maka itu adalah nasibku. Tapi jangan sekali-kali memaksaku untuk berhenti mencintainya -Ustadz Aan.


*Oiya, Fyi, aku akan selalu mengupdate tulisan ini ^^


BTW, sepertinya tulisan ini tidak akan mengalami update kembali. Ada salah satu teman kelasku yang sering mem-posting hal terkait mas X dan sering mengupdate status yg di SS dari status mas X. Mungkin saja mereka .... ah sudahlah cit. Dari awal memang kamu memilih mencintai dalam diam, berarti kamu harus rela bila sakit hati dalam diam juga. Toh ini kali pertama kamu benar-benar membuka hati setelah 7 tahun lamanya menutup hati bukan? :))

Sekarang, berusaha untuk memantaskan diri. Niatkan karena Allah, jadilah pribadi yang terbaik, sebagaimana engkau menginginkan hal baik bagi dirimu 😊

0 komentar